Di Rumah(transit)aja?
“Lebih baik di sini
Rumah kita sendiri
Segala nikmat dan
anugerah yang kuasa
Semuanya ada di sini”
Begitulah kira-kira Godbless menggambarkan bahwa rumah
adalah sebaik-baiknya tempat untuk pulang. Penuh kenikmatan, anugrah, dan kenyamanan
ketika berada di rumah bersama keluarga.
Hampir satu bulan, sebagian besar masyarakat Indonesia
khususnya daerah Jabodetabek memusatkan segala kegiatan di rumah. Ngantor di rumah, sekolah di rumah,
ibadahpun di rumah. Mobilitas hingga produktivitas benar-benar menurun drastis semenjak
pandemi ini dimulai, seakan kita dipaksa untuk memasuki ruang katarsis. Sehingga
muncul pertanyaan, sejauh mana kemampuan kita mengendalikan tekanan dengan
baik? Seberapa bagus kualitas komunikasi antar anggota keluarga khususnya
pasangan kita selama ini? Seberapa besar kemungkinan masalah bermunculan?
Dilansir oleh www.kompas.com
, Angka perceraian di China dilaporkan
meningkat, dikarenakan pasangan "menghabiskan waktu terlalu lama selama
karantina virus corona". Lu Shijun, manajer pencatatan pernikahan di
Dazhou, Provinsi Sichuan, menceritakan ada 300 pasangan yang hendak bercerai
sejak 24 Februari. Otoritas meyakini, meningkatnya perceraian di China bisa
jadi disebabkan fakta mereka terlalu lama bersama selama karantina virus
corona.https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/global/read/2020/03/16/153955270/angka-perceraian-di-china-meningkat-saat-karantina-virus-corona
Fenomena ini sontak membuat kita merenung dan bertanya
kepada diri sendiri, seberapa jauh kita mengenal diri dan pasangan kita selama
ini? Apakah cukup hanya dengan saling memenuhi kebutuhan rumah tangga tanpa
menjalin komunikasi yang intens dan sehat? Bahkan rumah “hanya” menjadi tempat
rehat setelah berkegiatan seharian bak rumah transit? Masing-masing orang memang
memiliki kemampuan komunikasi yang beragam. Namun itu bukanlah alasan untuk
tidak belajar membangun komunikasi yang baik.
Kalau kalian pernah nonton film berjudul 7 Hari 24 Jam yang
diperankan oleh Lukman Sardi dan Dian Sastrowardhoyo. Di akhir film, Tania(Dian
sastro) mengatakan, “The Foundation of
Everythings is a Good Family”. Namun good
family tidak akan terwujud tanpa good
communication.
Semoga fenomena perceraian masal yang terjadi di Cina tidak
pula terjadi di Indonesia, mengingat kestabilan ekonomi nasional tengah diuji. Rasanya
tidak arif mengumbar pesimisme di tengah krisis seperti ini. Walau tidak bisa dipungkiri,
kepanikan membuat orang-orang lupa akal sehat.
Stay safe!
salam takzim.
salam takzim.
Semua berawal dari keluarga, karena di dalamnya Tuhan menjanjikan akan melimpahkan rahmat dan berkah. Stay at home with your beloved spouse
BalasHapusAamiin ya Allah. Thats the point, Sir. Thanks for Comment 😍
Hapus